Setitik Tinta Sejarah Bersama DPRa Aren Jaya

Oleh: Yoyo Waluyo

Perjalanan yang telah kita lalui mungkin tak akan pernah kembali, tetapi jejaknya abadi terpatri dalam sanubari. Ada canda, tawa, riang gembira atau keluh dan kesah yang kadang hinggap menggerogoti keikhlasan kita, atau bahkan luka yang memporakporandakan ukhuwah. 


Cerita perjalanan seperti peta kehidupan, menuntun kita untuk belajar dan dewasa dalam mencari jalan untuk sampai ke tujuan. Semua cerita perjalan Allah hadirkan untuk menguji keimanan, kesabaran dan ukhuwah kita dalam meniti jalan panjang perjuangan: Perjuangan bersama kafilah dakwah yang penuh berkah ini. Bersama kafilah dakwah ini pula kita berharap Allah memberikan hadiah terindah dalam kehidupan kita, “isykariman aw mut syahidan.”


“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Q.S. Al-Fajr [89]: 27-30)


Pagi itu Sang Surya masih malu-malu menampakkan diri, langit diselimuti mendung dan sedikit aroma hujan yang dibawa oleh hembusan angin dingin. Sebentar lagi air keberkahan akan terjun menyirami bumi yang tandus karena keserakahan dan dosa-dosa manusia. 


Walaupun berat kupaksakan kaki untuk melangkah. Pagi ini ketua DPRa Aren Jaya, Bang Daris Putranto, menugaskanku bersama sahabatku, Pandu Maulana, untuk pergi berkunjung ke kantor DPRD Kota Bekasi menemui Ustadz Rifqi Hadi selaku anggota dewan dari F-PKS. Tujuan kami adalah untuk mencari berita, informasi dan isu-isu apa saja yang sedang berkembang terkait Kota Bekasi, sebagai bahan tulisan untuk dimuat di buletin  bulanan DPRa. Buletin ini dibuat oleh Bang Daris sebagai media informasi untuk anggota PKS di lingkup Kelurahan Aren Jaya. 


Buletin yang diberi nama Nuansa Keadilan itu hadir sebagai media komunikasi yang efektif di kala sarana online belum merajalela seperti sekarang ini. Jaman itu istilah JARKOM masih menjadi andalan. Terbatasnya informasi membuat Buletin Nuansa Keadilan ini menjadi sarana yang efektif. Buletin yang dibagikan secara cuma-cuma ini pun banyak mendapat respon positif dari para anggota PKS di Aren Jaya. Namun saying, seiring berakhirnya masa jabatan Bang Daris sebagai Ketua DPRa Aren Jaya, buletin ini pun berhenti masa terbitnya. Tenggelam dan hilang dari peredaran. 


Buletin boleh hilang, buletin boleh tenggelam, tapi ide dan kreativitas dakwah harus terus berkembang dan hidup sepanjang zaman. 


End-Yo2


Jarkom: Jalur Komunikasi atau Jaringan Komunikasi

Berita Pilihan

Lebih baru Lebih lama