Tahun Baru Islam Tingkatkan Literasi Dengan Baca Buku


Menjelang Tahun Baru Hijriyah 1447, tergelitik hati untuk kembali menengok simpanan di lemari yang sudah lama tak disentuh.

 

“Hijrah dalam Pandangan Al-Qur’an” karya Allahuyarham Dr. Ahzami Samiun Jazuli ini mengandung banyak hikmah yang tak habis-habis dikulik. Sebagiannya disajikan di sini sebagai hidangan pembuka. Barangkali saja, sesudah mencicipinya, akan ada yang tergerak untuk menjelajah lebih jauh dan lebih dalam.

 

Hijrah Merupakan Sunnah Yang Telah Lalu dan Akan Kekal

 

Hijrah bukan semata kisah Nabi Besar Muhammad SAW. Ada banyak kisah hijrah di dalam Al Qur’an yang mengisahkan perjalanan hijrah orang-orang terdahulu, diantaranya:

  • Nabi Ibrahim a.s   hijrah dari Babylonia, ke Syam, ke Mesir lalu kembali ke Syam
  • Nabi Luth a.s. mengikuti Nabi Ibrahim a.s. hijrah ke Syam. Lalu Allah SWT perintahkan beliau hijrah ke negeri Sodom untuk berdakwah. Akhirnya, ketika negeri itu akan dihancurkan Allah SWT, Nabi Luth a.s. hijrah kembali ke Syam.
  • Nabi Musa a.s. hijrah dari Mesir ke Madyan untuk menyelamatkan dirinya. Namun siapa sangka, suatu saat Allah SWT memerintahkannya kembali ke Mesir untuk mendakwahi Fir’aun.
  • Pemuda-pemuda mukmin, pada suatu masa, hjrah ke dalam sebuah gua. Ini adalah kisah para pemuda Ashhabul Kahfi.

 

Di dalam buku ini, Ustadz Dr. Ahzami juga mengisahkan perjalanan hijrah para ulama, diantaranya:

  • Imam Abu Hanifah. Beliau lahir di Kufah kemudian hijrah ke Mekah. Di akhir hayatnya, beliau kembali ke Kufah. 
  • Imam Syafi’i. Beliau memiliki Sejarah hijrah yang lebih banyak. Dari tanah kelahirannya di wilayah Syam, beliau hijrah ke Mekah dan Madinah untuk menuntut ilmu. Setelahnya, beliau sempat hijrah ke wilayah Yaman, sebelum beliau hijrah ke Baghdad untuk pertama kali. Beliau sempat hijrah kembali ke Mekah sebelum hijrah ke Baghdad untuk kali kedua. Kemudian Imam Syafi’i pun hijrah ke Mesir.
  • Imam Ahmad bin Hanbal menempuh perjalanan panjang ke berbagai negeri untuk menuntut ilmu, diantaranya ke Kufah, Basrah, Hijaz, Mekah, Madinah, Yaman, Syam, Maroko, Aljazair, Persia dan daerah-daerah lain.

 

Beberapa Hasil Penting dari Pembahasan Hijrah

 

Ada banyak hal yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Ahzami Samiun Jazuli berkenaan dengan hasil penting dari pembahasan hijrah. Beberapa diantaranya dikutipkan di sini:

  • Sesungguhnya peristiwa hijrah bukanlah peristiwa biasa yang dilakukan tanpa sengaja. Peristiwa itu adalah peristiwa yang penuh dengan strategi, perencanaan, dan aplikasi yang matang. Semua itu menunjukkan bahwa pekerjaan apapun jika ingin sukses, harus dilakukan dengan perencanaan, disiplin, serta evaluasi.
  • Setelah Rasulullah diangkat menjadi nabi, tidak ada peristiwa penting yang lebih besar dan lebih kuat dampaknya bagi sejarah Islam, bahkan sejarah kemanusiaan, dari peristiwa hijrah. Kalaulah tidak ada hijrah, Islam tidak akan pernah tampak dan tidak akan dapat mengalahkan Jazirah Arab dan setengah wilayah dunia. Kalaulah tidak ada hijrah, manusia tidak akan banyak tahu mengenai sunnatullah yang banyak terlihat dalam peristiwa hijrah dan peristiwa-peristiwa yang Allah taqdirkan terjadi pada kaum muslimin setelahnya.
  • Sesungguhnya daulah mana pun juga tidak akan pernah berdiri tegak dan bangkit kecuali dengan kesatuan umatnya dan kekokohannya. Semua itu tidak akan didapatkan kecuali dengan persaudaraan, kecintaan, yang terus bersambut di antara anggota umat itu. Semua itu tidak akan sempurna kecuali bila dilandasi oleh akidah dan iman yang kuat.

 

-o0o-

 

Itulah sebagian kulikan hari ini.

Silakan jika ada yang ingin mengulik lebih lanjut, lebih jauh dan lebih dalam.

Jangan lupa, sharing hasilnya di sini, ya…

 

/Tto

Berita Pilihan

Lebih baru Lebih lama