![]() |
| Ilustrasi: Gemini |
Bayangin, 1400 tahun lalu Rasulullah hidup di tengah padang pasir—tanpa gadget, tanpa internet, tanpa AI. Sementara kita hari ini hidup di dunia yang serba digital: scroll TikTok, nge-post IG story, bikin konten YouTube, sampai ngegas di kolom komentar.
Kelihatannya beda banget, ya? Tapi sebenernya, spirit hidup Rasulullah nggak pernah basi. Justru makin relevan buat kita yang lagi berjuang survive di era dunia digital. Kalau Rasulullah bisa jadi cahaya di tengah gelapnya padang pasir, kita juga bisa bawa spirit itu buat jadi cahaya di jagat online yang kadang toxic banget.
Spirit Rasulullah yang Abadi
Ada banyak sisi kepribadian dan kehidupan Rasulullah SAW yang bisa kita jadikan pedoman. Beberapa diantaranya ini:
- Kejujuran : Rasulullah dikenal sebagai Al-Amin—orang yang dipercaya semua orang. Kalau dibawa ke dunia digital, artinya kita harus anti-hoax, nggak gampang share berita palsu, dan nggak bikin fake akun buat nipu orang.
- Amanah: Rasulullah jaga banget kepercayaan orang. Versi digitalnya? Jangan asal bocorin chat pribadi, jangan scam, jangan bikin clickbait yang menyesatkan.
- Sabar & Santun: Rasulullah selalu kalem, bahkan ke orang yang benci sama beliau. Nah, ini PR besar buat anak muda sekarang: bisa nggak kita tetap sabar walau dibully di kolom komentar?
- Berbagi Kebaikan: Rasulullah ngajarin buat nyebar kebaikan sekecil apa pun. Di dunia digital, setiap like, share, atau post bisa jadi ladang pahala kalau isinya positif.
Relevansi di Dunia Digital
Dari berbagai sisi kepribadian dan kehidupan Rasulullah SAW itu, apa ada relevansinya buat kita di zaman now? Ya, pasti ada dong! Cekidot:
- Konten Positif: Kalau Rasulullah ada hari ini, beliau pasti senyum kalau lihat anak muda bikin konten dakwah kreatif, motivasi islami, atau hiburan sehat.
- Etika Online: Dulu Rasulullah bilang “jaga lisan”, sekarang kita mesti upgrade jadi “jaga jempol”. Jangan gampang nyinyir atau nge-bully online.
- Komunitas: Rasulullah bangun ukhuwah (persaudaraan). Kita bisa bikin online community yang sehat, bukan grup toxic yang isinya cuma ghibah bahkan fitnah.
- Influence: Rasulullah adalah influencer paling dahsyat dalam sejarah—tapi caranya dengan akhlak yang mulia, bukan gimmick. Kita juga bisa jadi mini-influencer kebaikan di circle kita masing-masing.
Cara Praktis Bawa Spirit Rasulullah ke Dunia Digital
Nih, beberapa cara praktis yang bisa kita kerjain:
- Fact-check sebelum share info. Jadi benteng hoax, bukan tukang sebar hoax.
- Bikin konten bermanfaat. Nggak harus serius—bisa lewat meme islami, video singkat motivasi, atau podcast ringan.
- Stop hate speech. Kalau nggak bisa nambahin nilai positif, lebih baik skip komentar.
- Kolaborasi online. Gunakan platform buat kolaborasi belajar, bisnis halal, atau campaign kebaikan.
- Dakwah kreatif. Gunakan media digital buat nyebarin cahaya Islam dengan gaya yang fresh dan relate sama anak muda.
Menjadi Cahaya
Rasulullah jadi cahaya di padang pasir, sementara kita punya kesempatan buat jadi cahaya di dunia digital. Spirit beliau nggak pernah mati—jujur, amanah, sabar, santun, dan selalu berbagi kebaikan.
Jangan biarkan dunia online bikin kita kehilangan arah. Justru sebaliknya, kita bisa bikin jagat digital lebih sehat dan penuh cahaya.
“Jadilah pahlawan digital. Gunakan jemarimu untuk memancarkan cahaya, bukan menyebar kegelapan.”
/Tto
