Senyum di Akhir Tahun

Ilustrasi: GeminiAI

Gak terasa, tiba-tiba sudah masuk Bulan Desember. Tahun, sebentar lagi akan berganti.


Di penghujung tahun seperti ini, rutin terjadi berbagai kesibukan yang menyenangkan: ada yang mau hitung laba, ada yang mau belanja, ada yang mau liburan. Tapi ada juga yang dilanda kecemasan: ada yang belum punya penghasilan, ada yang belum bisa pulang kampung, ada yang khawatir dengan ujian.


Masing-masing kesibukan ada tekanan dan kecemasan atau kekhawatirannya sendiri-sendiri


Untuk tiap tekanan dan kecemasan, ada satu pilihan yang menenangkan dan menyenangkan: tersenyum. Senyum yang bukan sekedar menggerakkan ujung bibir, melainkan senyum yang merupakan pancaran dari pilihan hati menutup tahun ini dan menatap tahun depan dengan hati penuh kelapangan.


Maka penting bagi kita di akhir tahun ini untuk berhenti sebentar. Tarik nafas sambil merasakan betapa besar nikmat yang telah Allah berikan kepada kita sepanjang tahun ini lalu ingatlah kasih sayang Allah yang begitu besar, sehingga tumbuhlah harapan terbaik kita untuk tahun yang akan datang.

 

Senyum, Sedekah, Syukur

 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyatakan bahwa wajah berseri penuh senyum yang ditunjukkan kepada saudara sesama muslim bernilai sedekah. Mudah. Murah.


Pastinya senyum itu bukanlah sekedar basa-basi, tetapi lahir dari lubuk hati terdalam yang bergembira saat bertemu saudaranya.


Senyum di akhir tahun pun hendaknya serupa dengan itu: lahir dari hati yang senang, lapang dan tenang karena mengingat segala nikmat Allah yang telah dilimpahkan-Nya sepanjang tahun ini.


Berbagai kesusahan dalam hidup yang dialami: sakit, kehilangan, kelelahan, dan sebagainya diterima dengan pebuh kesabaran dan diambil hikmahnya sebagai bagian dari penghapus dosa maupun cambuk untuk terus berusaha.


Hati yang seperti ini adalah hati yang penuh prasangka baik terhadap semua yang telah Allah gariskan dalam suratan takdir-Nya. Sebuah tanda kesyukuran.


Maka tatkala dia tersenyum, itu bukanlah tanda hidupnya nir-masalah, melainkan lambang kekuatan serta ketangguhan mental-spiritualnya.

 

Momentum Positif Akhir Tahun

 

Rasanya senyum di akhir tahun terlalu ideal atau bahkan Utopis? Semestinya sih, nggak. Karena ada banyak cara mencapainya

 

a. Nikmat Yang Sering Lupa Disyukuri: Sadari

Badan yang sehat, waktu luang, kesempatan untuk belajar ataupun berprestasi, seringkali kita alami namun lupa kita hitung sebagai nikmat Allah. Jadinya, kita pun lupa mensyukurinya.


Sering kita beralasan: ada banyak harapan, resolusi atau target tahun lalu yang tidak tercapai. Tetapi apakah kita pernah berhitung tentang sasaran kecil – sasaran antara – yang sudah dilewati, doa-doa yang dikabulkan, serta kerugian-kekalahan yang Allah hindarkan dari kita? Intinya adalah : jika kita benar-benar mau berhitung, akan kita temui betapa banyak nikmat yang lewat tanpa kita sadari, juga tanpa kita syukuri.

 

b. Terlalu Fokus pada Kekurangan Diri: Big No!

Banyak orang menutup tahun dengan kritik pedas dan keras terhadap dirinya maupun pencapaiannya. Penjelasan tentang mengapa demikian dianggap sebagai kelemahan, sekedar alasan yang dibuat-buat.


Padahal sering kali tidak demikian. Memperhatikan kekurangan, kesalahan dan kelemahan diri sendiri adalah keharusan. Tetapi fokus menyalahkan segala sesuatunya pada kekurangan diri adalah kesalahan yang lebih besar.


Tiap diri punya kekurangan. Fokuslah untuk menutup kekurangan itu. Tiap kesalahan diri, fokuslah untuk memperbaikinya dan upayakan tidak mengulanginya.

 

c. Memilih Perspektif Optimistik

Apa pun tantangan tahun ini, selalu ada sisi baiknya. Kekalahan dalah kemenangan yang belum terjadi. Kesalahan buka sekedar untuk disesali tapi kesempatan untuk memperbaiki.


Tersenyum membantu kita memulai tahun depan dengan energi positif. Pandangan yang lebih jernih dan hati yang lebih lapang untuk menerima kekalahan. Sekaligus juga modal untuk meniti hari di tahun depan menuju kemenangan.

 

Mengapa Kita Perlu Menutup Tahun Dengan Senyum

 

Harus selalu ada alasan untuk tersenyum. Jika di akhir tahun ini kita tidak menemukannya, buatlah-ciptakanlah alasan-alasan itu.

  • 1.      Menenangkan Jiwa. Senyumlah. Rasakanlah senyum itu memicu hormon bahagia, menurunkan tingkat stres, dan membuat hatimu lebih ringan untuk merencanakan masa depan.
  • 2.      Menularkan Energi Positif ke Sekeliling. Sebarkanlah senyum kepada orang-orang terdekatmu. Terimalah setiap balasan senyuman itu. Jadikan itu tambahan semangat untuk selalu menebar kebaikan.
  • 3.      Membentuk Pola Pikir Baru. Tak peduli seberapa sulit tahun ini kita lalui. Selalu akhiri dengan senyum. Jadikan senyum di akhir tahun sebagai tanda “Saya tidak menyerah! Saya siap memperbaiki diri, Tahun depan Adalah tahun kemenangan saya!”

 

Senyum Tanpa Sempurna

 

Senyumlah. Meski tidak semuanya berjalan sempurna. Tetapi senyum menjadi simbol tekad kita untuk tetap kuat dan bersyukur.


Tahun depan adalah ladang amal baru. Kesempatan-kesempatan untuk memperbaiki diri dan lingkungan. Bukan sekadar pergantian angka.


Jika sepanjang tahun ini kita berjalan terseok-seok, maka biarlah akhir tahun ditutup dengan senyum—sebagai hadiah kecil untuk diri sendiri dan sebagai tanda bahwa kita masih punya harapan untuk hari esok.”


 

/Tto


Berita Pilihan

Lebih baru Lebih lama