![]() |
| Ilustrasi: GeminiAI |
Menjelang pergantian tahun masehi, terkadang kita harus berhenti sejenak untuk merenungkan arah perjalanan kita di tahun depan. 2026, kita mau bikin apa?
Bagi kaum Muslimin,
ada banyak kewajiban yang harus dilakukan dan memerlukan perencanaan yang
matang agar bisa dilaksanakan dengan baik di masa depan. Salah satu diantaranya
adalah berdakwah.
Definisi dan Hukum
Dakwah
menurut KBBI adalah penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat;
atau bisa juga berarti seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan
ajaran agama. Jadi, berdakwah artinya kita menyeru, mengajak untuk mempelajari
dan mengamalkan agama.
Berdakwah
ini disepakati oleh ulama hukumnya wajib. Ada yang menetapkan ini kewajiban
individual dimana setiap orang wajib berdakwah; Tetapi ada juga yang mengatakan
bahwa ini Fardhu Kifayah – bila di suatu wilayah sudah ada yang melakukan maka
yang lainnya tidak wajib melakukan.”
Di dalam Al
Qur’an surat Ali Imran ayat 104 terdapat perintah agar diantara kaum Muslimin ada
yang menyeru kepada kebaikan, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung.”
Prinsip-prinsip Berdakwah
Nah, sebelum Bersiap untuk merancang kegiatan dakwah apa saja yang bakal kita kerjakan di tahun depan, ada beberapa prinsip berdakwah yang perlu kita ketahui:
Mengajak itu harus, berhasil mengajak itu takdir.
Kita menyeru, memanggil, mengajak orang untuk mempelajari dan
menjalankan ajaran agama dengan baik. Itu adalah suatu kebaikan. Namun tidak
semua ajakan kepada kebaikan akan direspon dengan baik pula oleh masyarakat.
Kita ingat saja bagaimana Rasulullah SAW dulu pernah ditolak oleh
kaumnya sendiri Ketika berfdakwah mengajak kaumnya untuk bertauhid. Padahal
beliau adalah orang yang paling dapat dipercaya di kotanya. Padahal akhlak
beliau tidak ada cacatnya. Padahal track
record beliau jelas, runut dan bagus
Nah, kalau manusia yang paling mulia saja punya tantangan yang
sedemikian besar, bagaimana dengan kita?
Jadi, teruslah mengajak… Biarkan Allah saja yang melembutkan hati-hati mereka untuk menerima ajakan kita.
Orang saleh jangan sendirian! harus ada teman-teman yang baik di skeliling
Ada begitu banyak tujuan dan pekerjaan di dalam hidup ini yang tidak bisa dicapai
jika kita hanya sendirian saja. Meskipun kita Adalah orang yang baik – orang yang
saleh.
Membersihkan masjid, misalnya. Kita bisa saja mengerjakannya sendirian,
tapi lelah dan capeknya tentu tak terkira. Adalah lebih baik dan bijak bila
kita mengajak orang lain untuk ikut bersama-sama membersihkan masjid.
Sesudah masjid bersih, kita juga
perlu menjaga kebersihannya. Sangat tidak mungkin bila kita sendirian
yang menjaga kebersihan masjid. Kita perlu mengajak orang-orang lain untuk
turut serta menjaga kebersihan masjid.
Coba saja dibayangkan, kita sudah berlelah-lelah dengan susah payah
membersihkan masjid, eh, tahu-tahu ada orang-orang yang membuang sampah secara
sembarangan di sekitar masjid. Mau marah dan mau nangis, rasanya!
Makanya kita tidak bisa saleh sendirian. Tetap harus mengajak orang lain
agar menjadi saleh juga. Lalu orang-orang saleh ini bergerak melakukan
kebaikan!
Belajar lagi, lagi dan lagi – dimulai dari mendidik diri –
Sulit bagi kita untuk menjadi saleh kalua kita tidak tahu ap aitu saleh.
Berarti kita harus mencari tahu – belajar – apa itu saleh. Juga perlu belajar
cara-cara menjadi saleh. Artinya kita perlu terus belajar.
Belajar – menuntut ilmu – Adalah kewajiban bagi setiap orang Islam.
Khususnya belajar tentang agama Islam. Rentang waktunya pun sangat panjang:
dari buaian sampai ke liang lahat.
Isyarat tentang kewajiban belajar bagi kaum Muslimin, menurut para ulama
sudah dimulai sejak ayat pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. “Iqra’”.
Demikian perintah Allah. “Bacalah”.
Untuk bisa membaca tentunya kta harus punya ilmunya. Belajar menjadi
jalan untuk mendapatkannya.
Maka, di tahun depan perlu kita canangkan juga aktivitas untuk belajar soal-soal agama. Mulai dari diri sendiri, kemudian ajak juga orang lain di sekitar.
Konsisten adalah koentji
Last but not least: kita wajib Konsisten. Konsistensi adalah koentji.
Berbuat kebaikan jangan sporadis, hanya terjadi di waktu tertentu dan di
daerah tertentu saja. Jangan juga “hangat-hangat tahi ayam” – hanya berjalan
sebentar, lalu berhenti selamanya.
Meski gangguan dan hambatan merintangi sepanjang perjalanan, meski nampaknya
tidak membuahkan hasil, meski payah dan lelah menerpa raga dan batin, kita tetap
harus bergerak mengajak.
Yuk, kita semuanya menatap tahun baru yang akan datang dengan semangat untuk berdakwah.
/Tto
