![]() |
| Ilustrasi: Gemini |
Kita semua butuh me time. Entah itu jalan sendirian, dengerin musik pakai headset, atau sekadar rebahan sambil scrolling medsos. Me time jadi semacam “charger” buat jiwa yang capek dengan rutinitas. Tapi pernah kepikiran nggak, Rasulullah ﷺ—manusia paling sibuk dengan dakwah, ibadah, urusan umat, bahkan negara—apakah beliau juga punya me time? Jawabannya: iya, dan itu jadi teladan keren buat kita semua.
Apa Itu “Me Time” versi Rasulullah?
Kalau kebanyakan orang mengartikan me time sebagai waktu menyenangkan diri sendiri, Rasulullah ﷺ memberi warna berbeda. Me time beliau bukan sekadar hiburan, tapi cara menjaga keseimbangan fisik, ruhani, dan emosional. Inilah kunci kenapa beliau selalu kuat menghadapi ujian berat, tetap sabar, dan penuh energi.
Yuk, kita kulik satu-satu rahasia me time Rasulullah ﷺ.
1. Menyepi untuk Merenung
Sebelum diutus menjadi Nabi, Muhammad ﷺ sering “naik gunung” ke Gua Hira. Bukan untuk camping atau healing ala anak senja, tapi untuk merenung dan beribadah. Di sanalah wahyu pertama turun.
Kadang kita juga perlu berhenti sejenak dari keramaian, ambil waktu sendiri, lalu mikirin arah hidup. Bisa di masjid, taman, atau bahkan kamar pribadi. Sunyi itu bikin kita lebih jernih. Bahasa kerennya, kita muhasabah.
2. Qiyamullail: Charger Ruhani di Malam Hari
Rasulullah ﷺ punya kebiasaan bangun malam untuk shalat tahajud. Malam hening beliau isi dengan shalat dan doa panjang, membaca Qur’an, dan munajat. Allah sendiri menegaskan, “Bangunlah (untuk shalat) di malam hari, itu lebih kuat (mengisi jiwa) dan lebih mantap (berkesan) bacaannya” (QS. Al-Muzzammil: 6).
Bayangin, di saat semua orang tidur, Rasulullah justru sedang mengisi baterai imannya. Kita? Kadang malah scroll medsos sampai subuh.
3. Dzikir dan Tafakkur: Beningkan Hati
Rasulullah ﷺ berdzikir di setiap waktu. Beliau ingat Allah dengan beristighfar lebih dari 70 kali dalam sehari. Dzikir ini bikin hati beliau adem dan nggak gampang stres.
Coba deh, ganti “auto-play” playlist kita dengan “auto-play” istighfar. Efeknya bisa bikin hati lebih ringan.
4. Quality Time dengan Keluarga
Jangan bayangkan Rasulullah ﷺ 24 jam serius dan kaku. Justru beliau suka bercanda dengan istrinya, bahkan pernah lomba lari dengan ‘Aisyah. Kadang beliau juga bantu pekerjaan rumah: menjahit baju, memerah susu, atau memperbaiki sandal.
Me time beliau bersama keluarga menunjukkan bahwa cinta dan kebersamaan adalah bagian penting dari ibadah. Jadi kalau kita habiskan waktu untuk orang tua, pasangan, atau anak, itu juga me time bahkan bernilai ibadah.
5. Olahraga dan Rekreasi Sehat
Rasulullah ﷺ juga menyeimbangkan diri dengan olahraga. Beliau menganjurkan memanah, berkuda, dan berenang. Beliau sendiri pernah ikut bergulat dan jalan jauh bersama sahabat.
Artinya, tubuh yang sehat itu bagian dari ibadah. Jadi, me time nggak melulu duduk di depan layar, tapi juga bisa dengan olahraga yang bikin badan segar.
6. Tidur Teratur, Bukan Begadang Tanpa Keperluan
Pola tidurnya Rasulullah ﷺ simpel: tidur di awal malam, bangun untuk tahajud, lalu tidur sebentar menjelang Subuh. Dengan begitu, tubuh tetap segar, pikiran jernih, dan aktivitas dakwah berjalan lancar.
Kita? Kadang kebalik—tidur habis Subuh, lalu seharian pusing.
Pelajaran Buat Kita
Me time Rasulullah ﷺ ngajarin bahwa waktu pribadi itu bukan egois. Justru itu cara merawat diri agar bisa memberi manfaat lebih banyak. Kalau Rasulullah yang super sibuk aja masih meluangkan waktu untuk menenangkan jiwa, apalagi kita yang cuma sibuk kerja, kuliah, atau scroll timeline.
Saatnya Meniru
Me time ala Rasulullah ﷺ bukan sekadar hiburan, tapi investasi ruhani, fisik, dan emosi. Beliau menyeimbangkan antara kesunyian untuk Allah, kebersamaan dengan keluarga, olahraga, dan pola hidup sehat.
Jadi, mulai sekarang coba deh bikin versi “me time islami” kita. Bisa dengan shalat malam singkat, zikir harian, olahraga, atau sekadar ngobrol hangat dengan keluarga. Kalau Rasulullah bisa menjaga keseimbangan hidup dengan caranya, kita pun bisa meniru sesuai zaman kita.
Karena pada akhirnya, me time terbaik adalah waktu yang mendekatkan kita pada Allah, menenangkan hati, dan bikin kita siap kembali menghadapi dunia.
/Tto
