Salam: Amalan Gratis, Pahalanya Fantastis

 

Ilustrasi: Gemini

Pagi-pagi beli nasi ulam
Pulangnya mampir beli nanas
Siapa saja yang jawab salam
Didoain utangnya cepat lunas


Begitu kira-kira pantun pembuka yang sering dilontarkan ustadz ketika mau memulai ceramah. Ringan, lucu, tapi penuh makna. Dari pantun sederhana ini, terselip satu pesan penting: jawab salam itu bukan perkara sepele. Ada pahala, ada doa, ada keutamaan besar di baliknya.


Pertanyaannya, kenapa sih salam itu begitu istimewa sampai-sampai jadi bahan doa, nasihat, bahkan bahan bercanda? Yuk, kita kupas sama-sama.


Salam dalam Al-Qur’an: Bukan Sekadar Sapaan


Dalam keseharian, salam sering dianggap basa-basi. Padahal, Allah menekankan salam sebagai bagian dari adab dan identitas seorang muslim.


Dalam QS. An-Nur ayat 27, Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya…”


Ayat ini menegaskan, salam bukan hanya ucapan sopan santun, tapi juga perintah Allah. Bahkan, saat masuk rumah sendiri pun, Allah mengingatkan untuk mengucapkan salam. .

Artinya, salam bukan hanya ritual sosial. Ia adalah doa, tanda penghormatan, dan bukti ketaatan kita kepada Allah.


Keutamaan Salam: Ringan di Bibir, Berat di Timbangan Amal


Ustadz H. Maftuh Asmuni, Lc. dalam bukunya “Amalan Berpahala Besar” menyebutkan banyak keutamaan salam. Kalau mau diringkas, kira-kira begini:

  1. Tiket masuk surga.
    Nabi pernah bersabda bahwa menyebarkan salam adalah salah satu cara bisa masuk surga dengan selamat. Jadi, salam itu bukan basa-basi, tapi akses menuju surga.

  2. Derajat manusia terbaik.
    Orang yang mau mendahului memberi salam disebut sebagai muslim yang paling utama. Jadi jangan nunggu disapa dulu baru balas, justru yang nyapa duluan itu lebih mulia.

  3. Menumbuhkan cinta di antara sesama.
    Coba deh perhatikan, salam itu selalu berisi doa: “Assalamu’alaikum” artinya “Semoga keselamatan tercurah untukmu.” Doa yang tulus bikin hati jadi lebih dekat.

  4. Menghapus dosa.
    Satu salam kecil bisa jadi penghapus kesalahan. Bukankah enak, amal ringan bisa jadi penggugur dosa?

  5. Selamat dari sifat kikir.
    Orang kikir bukan cuma soal uang, tapi juga enggan memberi kebaikan. Dengan salam, kita bisa terhindar dari sifat pelit berbagi doa dan perhatian.


Kisah Sahabat: Salam di Pasar


Ada kisah menarik tentang Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma. Suatu ketika beliau berjalan bersama Ath-Thufail bin Ubayy bin Ka’ab ke pasar. Anehnya, Ibnu Umar tidak belanja, tidak menawar harga, tidak berdagang. Apa yang beliau lakukan? Hanya memberi salam kepada setiap orang yang ditemui.


Cerita ini sampai dicatat oleh Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa’. Pesannya jelas: bagi para sahabat Nabi, menyebarkan salam itu misi sosial. Bukan basa-basi, tapi ibadah. Bayangkan kalau pasar hari ini penuh dengan orang yang saling memberi salam. Pasti suasananya jauh lebih damai.


Salam yang Diulang-Ulang


Sahabat Nabi, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bercerita:

“Kami (para sahabat) apabila berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu kami terhalang oleh pohon atau bukit, kemudian bertemu lagi, sebagian dari kami mengucapkan salam kepada sebagian lainnya.”


Jadi, jangan heran kalau salam itu sering diulang. Bahkan ketika baru berpisah sebentar. Bagi mereka, salam bukan lebay, tapi sunnah yang menghidupkan suasana.



Mari Hidupkan Budaya Salam


Kalau para sahabat saja begitu semangat dalam memberi salam, bagaimana dengan kita? Sudah seharusnya salam jadi budaya sehari-hari. Gampang kok, asal dibiasakan.

  • Jadi yang lebih dahulu memberi salam.
    Jangan gengsi. Justru yang duluan nyapa itu lebih mulia.

  • Salam kepada siapa saja.
    Baik yang dikenal maupun tidak. Rasulullah mengajarkan agar salam itu merata, bukan hanya ke teman akrab.

  • Mengulang salam itu baik.
    Ketemu lagi, salam lagi. Nggak ada istilah lebay dalam kebaikan.

  • Biar salam terasa hangat, sertakan senyum.
    Salam dengan wajah masam itu kontradiksi. Bukankah senyum itu juga sedekah?


Salam, Ringkas tapi Kaya Makna


Satu kata singkat, tapi dampaknya luar biasa. Salam bisa mempererat persaudaraan, menumbuhkan cinta, menghapus dosa, bahkan jadi jalan menuju surga.


Kadang kita sibuk dengan gadget, sibuk dengan urusan sendiri, sampai lupa mengucapkan salam. Padahal, ini amalan ringan yang bisa bikin hidup lebih berkah.


Mulai sekarang, biasakan salam sejak di rumah, ke keluarga, ke tetangga, bahkan ke orang yang tidak dikenal. Karena salam bukan sekadar sapaan. Salam adalah doa, identitas, dan warisan mulia dari Rasulullah.


Jadi, jangan tunggu ditagih utang dulu baru doain. Salam saja, siapa tahu doa kebaikan itu kembali kepada kita


/Tto

Berita Pilihan

Lebih baru Lebih lama