Tiga Cara Sedekah Gratisan Tanpa Keluar Duit

Ilustrasi: Gemini

 

Banyak orang mengira sedekah itu hanya soal uang. Kalau ada harta, bisa sedekah; kalau lagi seret, ya berarti nggak bisa sedekah. Padahal, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa sedekah itu sangat luas maknanya. Bahkan, tanpa mengeluarkan satu rupiah pun, kita tetap bisa bersedekah setiap hari.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda bahwa pada diri setiap manusia ada 360 sendi, dan setiap sendi itu wajib disedekahkan setiap harinya. Lalu beliau menjelaskan bahwa bentuk sedekah itu bisa berupa hal-hal sederhana: membersihkan dahak dari masjid, menyingkirkan gangguan dari jalan, atau cukup dengan menunaikan shalat dhuha dua rakaat.

Ustadz Drs. Ahmad Yani dalam bukunya Siapapun Bisa Sedekah menegaskan, sedekah bukan monopoli orang berharta. Semua orang bisa sedekah dengan caranya masing-masing. Mari kita lihat lebih dekat tiga contoh sedekah tanpa harta yang sangat mudah dilakukan.


Membersihkan Dahak atau Sampah di Masjid


Rasulullah SAW memberi perhatian yang begitu besar pada kebersihan masjid. Pernah suatu kali beliau mendapati dahak menempel di dinding masjid. Apa yang beliau lakukan? Beliau sendiri yang membersihkannya, bahkan sampai memberi wewangian. Masjid bukan sekadar tempat shalat, tapi juga simbol kesucian dan kenyamanan.


Sekarang, coba kita tanya diri kita masing-masing: bagaimana perhatian kita pada kebersihan masjid di sekitar kita? Apakah kita menganggap itu hanya tugas marbot? Kalau begitu, berarti hanya marbot yang kebagian pahala sedekah menjaga kebersihan masjid, dong.


Padahal, kita bisa ikut cawe-cawe. Kalau melihat bungkus permen, plastik bekas minuman, atau sobekan kertas tercecer di masjid, kenapa tidak kita pungut lalu buang ke bak sampah? Mungkin kelihatannya sepele, tapi dalam timbangan Allah, itu bernilai sedekah.


Bahkan lebih jauh, kita bisa mendidik diri dan keluarga untuk tidak mengotori masjid. Mengambil langkah kecil semacam ini berarti ikut menjaga rumah Allah tetap bersih, nyaman, dan layak sebagai tempat ibadah. Dan setiap upaya menjaga kesucian masjid adalah bentuk sedekah yang ringan namun penuh berkah.


Menyingkirkan Gangguan dari Jalan


Contoh kedua adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Jalan adalah fasilitas umum, tempat lalu lintas pejalan kaki maupun kendaraan. Kalau ada gangguan di jalan, siapa saja bisa terkena dampaknya.


Rasulullah SAW menyebut bahwa menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah. Bentuk gangguan ini bisa bermacam-macam: pecahan batu, kerikil, ranting pohon, paku, atau pecahan kaca yang bisa melukai pejalan kaki atau ban kendaraan. Tindakan sederhana seperti menyingkirkannya ternyata berpahala sedekah.


Gangguan di jalan bukan hanya soal benda. Kadang kita sendiri bisa jadi pengganggu. Misalnya, berkerumun di pinggir jalan sampai menghambat pengguna jalan lain, parkir sembarangan hingga menutup akses, atau menaruh barang di trotoar sehingga pejalan kaki terganggu. Hal-hal kecil ini sering luput dari perhatian, padahal menghindarinya juga bagian dari sedekah.


Menyingkirkan gangguan berarti menjaga keselamatan dan kenyamanan bersama. Ia bisa jadi amal yang terlihat sepele, tapi bisa jadi penentu kebaikan besar. Bukankah indah kalau langkah sederhana kita di jalan justru dihitung sebagai sedekah?


Shalat Dhuha sebagai Sedekah


Contoh ketiga adalah shalat dhuha. Rasulullah SAW bersabda bahwa shalat dhuha dua rakaat sudah cukup untuk mengganti sedekah atas seluruh sendi tubuh kita. Tubuh kita memiliki ratusan sendi yang setiap hari bekerja tanpa henti. Bernafas, melangkah, menggenggam, menoleh, semuanya adalah anugerah Allah. Maka wajar bila kita diminta untuk bersyukur melalui sedekah.


Tapi bagaimana jika tidak mampu memberi sedekah berupa harta? Tenang, Allah kasih solusi yang sangat ringan: cukup dengan shalat dhuha dua rakaat.


Waktu dhuha terbentang luas, dimulai sekitar 15 menit setelah matahari terbit hingga menjelang zuhur. Bahkan kalau sedang sibuk sekalipun, kita bisa curi waktu sebentar untuk shalat dua rakaat. Kalau ada kesempatan lebih, boleh menambah hingga delapan atau bahkan dua belas rakaat.


Menurut Ustadz Ahmad Yani, shalat dhuha bukan hanya pengganti sedekah sendi, tapi juga sarana untuk melatih rasa syukur. Ia adalah sedekah spiritual yang memberi ketenangan batin, energi positif, dan membuka pintu rezeki. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan untuk memulai hari dengan shalat dhuha.


Jangan Tunggu Kaya untuk Bersedekah!


Dari ketiga contoh ini, kita bisa lihat bahwa sedekah tanpa harta itu sangat mungkin dilakukan. Membersihkan masjid, menyingkirkan gangguan dari jalan, dan shalat dhuha adalah amal sederhana yang bisa dilakukan siapa saja.


Artinya, tidak ada alasan untuk menunda-nunda sedekah hanya karena belum punya harta berlebih. Allah memberi begitu banyak jalan untuk bersedekah, bahkan lewat hal-hal kecil yang sering kita abaikan.


Jangan menunggu kaya baru mau bersedekah. Jangan berpikir terlalu rumit. Lakukan apa yang bisa kita lakukan sekarang juga. Angkat sampah kecil di masjid, geser batu di jalan, atau sisihkan waktu shalat dhuha dua rakaat.


Ayo, jangan overthinking! Gas saja kerjakan amal-amal sederhana itu. Semoga Allah menilainya setara dengan sedekah, dan semoga setiap langkah kecil kita menjadi bekal besar untuk akhirat.

/Tto

Berita Pilihan

Lebih baru Lebih lama